Sejarah Desa Jatiseeng Cirebon
Nama Desa Jatiseeng erat kaitannya dengan Desa Leuweung gajah yang dimulai sejak penyebaran islam di Cirebon oleh Syekh Maulana Datuk Kahfi atau Abdul Kadir Jaelani yaitu seorang waliyullah dari Mekkah.
Banyak versi tentang sejarah lahirnya Desa Jatiseeng, tapi kita coba ikuti versi dari para sejarawan dan seniman yang ditertibkan Dinas Dikbud Kabupaten Cirebon dan tidak terlepas dari sejarah Desa leuweung gajah.
Semual hanya sebuah pedukuhan kecil, Leuweung Gajah berkembang pesat karena banyak dijadikan tempat singgah orang, tak heran penduduknya pun semakin padat. Sehubungan dengan itu konflik antar wargapun kerap terjadi dan tidak jarang sampai melakukan perang tanding. Oleh karena itu diadakan musyawarah untuk mengatasi kemelut dengan membagi Desa Leuweung Gajah dan Desa Jatiseeng.
Nama Jatiseeng sendiri merupakan usulan para tokoh bahwa nama Desa harus didasarkan pada peristiwa menarik dan luar biasa, yaitu bahwa ada pohon jati yang sangat besar dipinggir jalan sebelah selatan (dulu jalan Pramuka sekarang jalan Pangeran Walangsungsang) yang kerap mengeluarkan bunyi 'saheng' suara gemuruh seperti sedang menanak nasi.
Suara saheng tersebut kemungkinan sebagai desiran suara ular besar atau ular siluman yang berada dilubang bawah pohon jati tersebut. Sampai saat ini, dibekas tumbuhannya pohon jati masih suka diberi sesajen pada waktu malam - malam tertentu, karena dianggap keramat. Penulis berusaha mencari tahu posisi tepat pohon itu, ternyata ada sebuah Gang kecil depan Sekolahan Santo Thomas.
Karena terdapat hal - hal yang aneh di pohon jati itu, akhirnya ditebanglah dan sebagian kayunya dijadikan 'kohkol' atau kentongan. Sekarang kentongan itu sudah rapuh dan teronggok menjadi saksi bisu, disalah satu sudut ruangan di Balai Desa Jatiseeng.
Pada tahun 1981, dengan alasan jumlah penduduk semakin padat, maka Desa Jatiseeng dimekarkan menjadi dua, yaitu: Desa Jatiseeng dengan Kuwu Jenal dan Desa Jatiseeng Kidul dengan Kuwu Moch. Mu'min. Tidak hanya itu, selang beberapa tahun kemudian Desa Jatiseeng dimekarkan kembali menjadi dua yaitu Desa Jatiseeng dan Desa Damarguna.
Para Kuwu di Desa Jatiseeng adalah sebagai berikut :
Banyak versi tentang sejarah lahirnya Desa Jatiseeng, tapi kita coba ikuti versi dari para sejarawan dan seniman yang ditertibkan Dinas Dikbud Kabupaten Cirebon dan tidak terlepas dari sejarah Desa leuweung gajah.
Semual hanya sebuah pedukuhan kecil, Leuweung Gajah berkembang pesat karena banyak dijadikan tempat singgah orang, tak heran penduduknya pun semakin padat. Sehubungan dengan itu konflik antar wargapun kerap terjadi dan tidak jarang sampai melakukan perang tanding. Oleh karena itu diadakan musyawarah untuk mengatasi kemelut dengan membagi Desa Leuweung Gajah dan Desa Jatiseeng.
Nama Jatiseeng sendiri merupakan usulan para tokoh bahwa nama Desa harus didasarkan pada peristiwa menarik dan luar biasa, yaitu bahwa ada pohon jati yang sangat besar dipinggir jalan sebelah selatan (dulu jalan Pramuka sekarang jalan Pangeran Walangsungsang) yang kerap mengeluarkan bunyi 'saheng' suara gemuruh seperti sedang menanak nasi.
Suara saheng tersebut kemungkinan sebagai desiran suara ular besar atau ular siluman yang berada dilubang bawah pohon jati tersebut. Sampai saat ini, dibekas tumbuhannya pohon jati masih suka diberi sesajen pada waktu malam - malam tertentu, karena dianggap keramat. Penulis berusaha mencari tahu posisi tepat pohon itu, ternyata ada sebuah Gang kecil depan Sekolahan Santo Thomas.
Karena terdapat hal - hal yang aneh di pohon jati itu, akhirnya ditebanglah dan sebagian kayunya dijadikan 'kohkol' atau kentongan. Sekarang kentongan itu sudah rapuh dan teronggok menjadi saksi bisu, disalah satu sudut ruangan di Balai Desa Jatiseeng.
Pada tahun 1981, dengan alasan jumlah penduduk semakin padat, maka Desa Jatiseeng dimekarkan menjadi dua, yaitu: Desa Jatiseeng dengan Kuwu Jenal dan Desa Jatiseeng Kidul dengan Kuwu Moch. Mu'min. Tidak hanya itu, selang beberapa tahun kemudian Desa Jatiseeng dimekarkan kembali menjadi dua yaitu Desa Jatiseeng dan Desa Damarguna.
Para Kuwu di Desa Jatiseeng adalah sebagai berikut :
Nama - Nama Kuwu Desa Jatiseeng | ||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
NO | Nama | Keterangan | ||||||||||||||||||||||||
1 | Kuwu Bujang | - | ||||||||||||||||||||||||
2 | Kuwu Rasitem | - | ||||||||||||||||||||||||
3 | Kuwu Rawiden | - | ||||||||||||||||||||||||
4 | Kuwu Kanidjan | - | ||||||||||||||||||||||||
5 | Kuwu Asiah | - | ||||||||||||||||||||||||
6 | Kuwu Kasidem | - | ||||||||||||||||||||||||
7 | Kuwu Durahman | - | ||||||||||||||||||||||||
8 | Kuwu Kemar Baindar | - | ||||||||||||||||||||||||
9 | Kuwu Natawijaya | - | ||||||||||||||||||||||||
10 | Kuwu Imam | - | ||||||||||||||||||||||||
11 | Kuwu Maskat | - | ||||||||||||||||||||||||
12 | Kuwu Punut | - | ||||||||||||||||||||||||
13 | Kuwu Kusen | - | ||||||||||||||||||||||||
14 | Kuwu H. Afandi | - | ||||||||||||||||||||||||
15 | Kuwu Wiradinata | - | ||||||||||||||||||||||||
16 | Kuwu Mukid | - | ||||||||||||||||||||||||
17 | Kuwu Wasjud | - | ||||||||||||||||||||||||
18 | Kuwu Rd. Armas | - | ||||||||||||||||||||||||
19 | Kuwu Jenal | - | ||||||||||||||||||||||||
20 | Pjs Kuwu Didi Supriadi | - | ||||||||||||||||||||||||
21 | Pjs Kuwu Najib | - | ||||||||||||||||||||||||
22 | Kuwu Tarno | - | ||||||||||||||||||||||||
23 | Pjs Kuwu Carda | - | ||||||||||||||||||||||||
24 | Pjs Kuwu Soemarno M.Th | - | ||||||||||||||||||||||||
25 | Kuwu Carda | - | ||||||||||||||||||||||||
26 | Pjs Kuwu M. Nugraha | - | ||||||||||||||||||||||||
27 | Kuwu Soemarno M.Th | Tahun 2011 - 2016 |
Post a Comment for "Sejarah Desa Jatiseeng Cirebon"
Post a Comment