Sejarah Desa Karang Mekar Cirebon
Assalamu alaikum wr.wb
Asal mula nama Desa Karang Mekar, asal cerita rakyat Desa Karang Mekar, Kecamatan Karang Sembung, Kabupaten Cirebon. Asal dari Desa Kubang Karang dan terwujud dari Desa Kubang Kelor dan Desa Karang Sembung Wetan.
Pada masa zaman Wali Sanga, Syekh Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati Cirebon, sebagai Imam Wali dan sebagai Penasehat Wali ialah Pangeran Cakra Buana alias Mbah Kuwu Sangkan alias Mbah Kuwu Cirebon.
Kisah pada suatu ketika di Keraton Cirebon sedang mengadakan musyawarah yang di hadiri oleh Sunan Kalijaga, para Pangeran Cirebon dan hadir pula Mbah Kuwu Cirebon, dalam musyawarah tersebut sedang memperbincangkan rencana untuk membuat suatu kampung / desa / pedukuhan yang akan diberi nama Gebang Kinatar.
Didalam musyawarah mendapat keputusan bahwa Mbah Kuwu Cirebon untuk di tugaskan mencari tempat kesebelah timur yang ditemani oleh gadeknya yakni Mbah Berai, adapun Sunan Cirebon dan Sunan Kalijaga, serta para Pinangeran ke daerah Lurah Agung Kuningan.
Keberangkatan Mbah Kuwu Cirebon Girang yang disertai Mbah Berai sambil menunggangi kuda Arba Puspa / Sembrani menuju kearah timur, dikarenakan keadaan masih hutan belantara maka dalam penelitian sangat hati - hati sebab untuk dijadikan suatu Pedukuhan / Desa, dalam perjalanan Mbah Kuwu Cirebon dan Mbah Berai sampailah di suatu tempat, beliau melihat suatu cahaya yang sangat menarik perhatian, setelah di telusuri terdapat dataran yang resik dan ada sebuah Kubang / Balong, kemudian Mbah Kuwu Cirebon bersemedi, agar kelak di hari kemudian akan menjadi Desa yang aman tentram loh jinawi kerto raharjo, kaya orang rerawat miskin ora gegolet (Hidup Sederhana) setelah mendapatkan Rahmat dari Allah Yang Maha Kuasa, Mbah Kuwu dengan memandang yang jauh meyakinkan, bahwa tempat ini bisa dijadikan Pedukuhan / Desa, Kenudian untuk tanda bukti dan ciri, Mbah Kuwu Cirebon menancapkan Tongkat disebelah barat Kubangan dan Mbah Kuwu bersama Mbah Berai dengan menunggang kuda / jaran tersebut menuju Lurah Agung Kuningan, dimana para wali dan Pangeran menunggunya, kemudian Mbah Kuwu Cirebon melaporkan hasil kerjanya kepada Sunan Cirebon, sambil menunjuk kearah utara dengan berbahasa jawa, KUH BANG ELOR ANA TEMPAT KANG BAGUS LAN RESIK KANGGO DI DADI AKEN PEDUKUHAN/DESA LAN WIS DI UPAI CIRI/ tanda sebelah kulon Kubang wis ditancepi tongkat.
Yang akhirnya di dalam musyawarah Sunan Cirebon tertarik dengan kalimat / pembicaraan Mbah Kuwu Cirebon, maka minta persetujuan bahwa penduduk / Desa diberi nama "KUBANGKELOR" mengambil kalimat dari KUH EBANG DINGIN KERSANING MAHA SUCI para wali dan para pinangeran sangat menyetujui untuk diberi nama "KUBANGKELOR".
Menurut cerita bahwa Tongkat Mbah Kuwu Cirebon yang di tancapkan kersaning Yang Maha Kuasa lan Pemurah menjadi sebatang Pohon Gebang.
Yang selanjutnya di musyawarahkan untuk membuat pedukuhan / Desa yang pantas untuk memeliharanya, akhirnya hasil musyawarah diserahkan kepada ke 4 orang anaknya Mbah Kuwu Cirebon dengan nama masing - masing :
- Sang Ratu Imas Geulis Anom
- Pangeran Guru Maya, yang ditempatkan disebelah Girang dan Kawentar Hulu Dayeuh
- Pangeran Gegesang / Pangeran Maya Giri / Pangeran Panuhunan yang ditempatkan ditengah dayeuh
- Pangeran Sang Hyang Rancasan yang disebut juga Pangeran Giri Laya (Pangeran Seberang Lautan) yang ditempatkan sebelah utara dengan kawentar Birit Dayeuh
Dalam melaksanakan membuat Desa tersebut empat bersaudara sangat bersatu bahu membahu dan dibantu oleh masyarakat yang berdatangan berasal dari daerah Pasundan. Di dalam keputusan musyawarah seminggu sekali setiap hari selasa di adakan musyawarah yang selalu dihadiri Mbah Kuwu Cirebon Girang dan tidak ketinggalan dihadiri oleh Mbah Berai yang selalu menunggangi Jaran sembrani dan di sebelah barat pohon Gebang dibuat Istal / tempat kuda dan sering disebut dengan blok erbang / Pagebangan (sebelah timur menjadi balai Desa sekarang) setelah menjadi Desa Kubang Kelor, keadaan menjadi aman tentram kerta raharja, banyak masyarakat berdatangan dari daerah Kuningan untuk menjadi warga Desa Kubang Kelor.
Dengan singkat cerita setelah Wafatnya ke empat bersaudara yang dikebumikan di masing - masing tempatnya, selanjutnya dalam melanjutkan pemeliharaan Desa dilanjutkan oleh keturunannya.
Terkisah yang melanjutkan mengurus Desa Kubang Kelor adalah Mbah Buyut Warsi / Mbah Buyut Gembeng, yang mempunyai dua anak laki - laki yang pertama Ki Buyut Bekong dan ditempatkan sebelah selatan laut sekarang Desa Ender, dan yang ke dua Ki Buyut Winangun yang ditempatkan disebelah selatan jalan laut yang sekarang Desa Pangenan pada waktu itu sebagai Cantilan Desa Kubang Kelor.
Kehidupan dan penghidupan masyarakat Desa Kubang Kelor kebanyakan para petani yang di pimpin langsung oleh Mbah Buyut Warsi / Mbah Gembeng.
Terkisah sewaktu musim menanam Padi dan kebetulan saluran pengairan bersatu dengan Tanh Sawah Desa Karang Malang sedangkan pesawahan rakyat Kubang Kelor, yang berada disebelah utara yang sekarang Blok Putat. Rakyat tani Desa Kubang Kelor setiap mengairi sawahnya selalu diganggu oleh Ki Buyut Jasmiran / Buyut Karang Malang, sedangkan Ki Buyut Jasmiran tidak pernah mencari air ke girang yang akhirnya oleh masyrakat di laporkan kepada Ki Buyut Warsi / Buyut Gembeng.
Oleh karena rasa tanggung jawab kepada masyarakat demi kemajuan pertanian yang akhirnya Buyut Warsi turun tangan dan diperintahkan kepada para petani supaya mengairi sawahnya dan akan diawasi oleh Buyut Warsi, ternyata ketika rakyat tani sedang mengairi sawahnya, maka oleh ki Buyut Jasmiran saluran air kejurusan Blok Putat ditambaknya rapat - rapat dan airnya di alirkan semuanya ke tanah Desa Karang Malang.
Setelah diketahui atas perbuatannya Ki Buyut Jasmiran tersebut maka oleh Ki Buyut Warsi yang akhirnya terjadilah perkelahian antara Ki Buyut Jasmiran dan Ki Buyut Warsi dikarenakan Ki Buyut Jasmiran tidak mengakui atas perbuatannya, pertarungan / perkelahian terjadi selama 7 hari 7 malam, masing - masing mempunyai kekuatan kesaktian, kekuatan Ki Buyut Jasmiran betul - betul kuat totosan bojana, kulit tidak mempan dengan segala perkakas, adapun kekuatan Ki Buyut Warsi / Gembeng mempunyai ilmu Banyu Sakti, apabila terkena sabetan golok / pedang bila terkena mengeper atau lunak seperti kena benda karet.
Dengan kelihatan Ki Buyut Warsi setiap memukul / menyabetkan pedang / goloknya selalu satu tempat saja, dengan pemikiran sekalipun bagaimana kuatnya kalau di sabet satu tempat pasti hancur, maka ternyata Buyut Jasmiran menyerah kepada Ki Buyut Warsi / Gembeng, yang akhirnya Ki Buyut Jasmiran mengeluarkan kata - kata kepada anak cucunya / kepada rakyat Karang Malang jangan kamu berani kepada rakyat Desa Kubang Kelor dan beliau terus permisi pulang.
Setelah memberikan amanat, Ki Buyut Jasmiran tidak pulang ke rumahnya tapi terus berdiam di Gubugnya di sebelah utara Karang Malang sampau pada wafatnya dan sampai sekarang dinamakan Blok Jasmiran adapun Ki Buyut Warsi terus pulang kerumahnya yang berada di Blok Tengah Dayeuh / Blok Keramat sampai wafatnya.
Terkisah entah Kuwu ke berapa, Kuwu Kubang Kelor namanya Bapak Pasmen sampai tahun 1902
Pada tahun 1914 Desa Karang Sembung tidak dapat melunasi Pajak maka oleh Pemerintah Daerah di Mekarkan di bagi menjadi dua Desa sebelah Barat nama Desa Karang Sembung Kulon dan sebelah Timur Desa Karang Sembung Wetan yang menjabat bapak Ijang yang melunasi pajak waktu itu Desa Kubang Kelor.
Pada tahun 1918 di adakan pemilihan Kuwu Desa Karang Sembung Wetan dan terpilih Bapak Ahmad Bodong, dan diberhentikan tidak hormat dikarenakan melanggar administrasi, kemudian oleh pemerintah Kabuapaten Cirebon di tawarkan kepada Kuwu Karang Tengah untuk menyelesaikan administrasi Desa Karang Sembung Wetan akan tetapi tidak bersedia dan oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon di tawarkan kepada Desa Kubang Kelor pada waktu itu Kuwunya Bapak Natawijaya dan sanggup bersedia untuk menyelesaikan administrasi.
Pada tahun 1920, Kuwu Natawijaya mengadakan musyawarah yang disaksikan oleh kecamatan dan kabupaten untuk menyatukan dua Desa yaitu Desa Kubang Kelor dengan Karang Sembung Wetan di ambil Kubang dan Desa Karang Sembung Wetan diambil Karang, dijadikan satu Desa menjadi Desa Kubanga Karang, bapak Kuwu Natawijaya sampai tahun 1928 sebagai Kuwu.
Terus berganti Kuwu :
- Bapak Kuwu Durgi tahun 1928 - 1932
- Bapak Kuwu Sutawijaya tahun 1932 - 1941
- Bapak Kuwu Emon tahun 1941 - 1945
- Bapak Kuwu Saptari tahun 1945 - 1947
Dalam tahun 1947 masa kedaulatan rakyat yang menjabat Kuwu adalah Bapak Abdurahman jabatan Juru Tulis.
Dalam tahun 1947 Agresi Belanda kembali menjajah Indonesia, semuanya para aparat Pemerintah Desa Kubang Karang Angkatan 1945 meninggalkan Desa dan turut serta berjuang dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Pemerintah Desa kembali dipimpin oleh Bapak Saptari, Perangkat Desa dalam tahun 1948, Tutur seorang Pejuang yang melawan Belanda bernama Bapak Jarsa setelah tertembak sehingga mati oleh pasukan patroli Serdadu Belanda, sewaktu sedang melakukan perjalanan ke Desa Kubang Karang
Dalam tahun 1949 Pemerintah Kedaulatan Rakyat kembali merdeka, Pemerintah Belanda kembali kenegerinya dan Pemerintahan Desa Kubang Karang kosong pada saat itu, atas kebijakan Bapak Bupati Cirebon, menunjuk Bapak Abdurahman menjabat kembali untuk menyelesaikan administrasi Desa dan menyusun aparat Pemerintahan Desa. Masyarakat Desa mendukung pencalonan Kuwu tetapi Bapak Abdurahman tidak mau dicalonkan untuk menjadi Kuwu.
Pada tahun 1950 mengadakan pemilihan Kuwu Desa Kubang Karang, dan yang terpilih Bapak Kusba sampai tahun 1967, pada tahun 1967 mengadakan pemilihan Kuwu Desa Kubang Karang, calonnya ada tiga, yaitu Bapak Kusba, Bapak Taryan dan Bapak Warja. Antara Bapak Kusba dan Bapak Taryan menang tipis, beda satu saja yang di menangkan oleh Bapak Taryan dari ABRI yaitu anggota CPM Cirebon.
Pada intinya : Desa Karang Mekar adalah Pamekaran Desa Kubang Karang, batas dan luas wilayah Desa Karang Mekar, Kecamatan Karang Sembung Kabupaten Cirebon :
Dalam tahun 1947 Agresi Belanda kembali menjajah Indonesia, semuanya para aparat Pemerintah Desa Kubang Karang Angkatan 1945 meninggalkan Desa dan turut serta berjuang dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Pemerintah Desa kembali dipimpin oleh Bapak Saptari, Perangkat Desa dalam tahun 1948, Tutur seorang Pejuang yang melawan Belanda bernama Bapak Jarsa setelah tertembak sehingga mati oleh pasukan patroli Serdadu Belanda, sewaktu sedang melakukan perjalanan ke Desa Kubang Karang
Dalam tahun 1949 Pemerintah Kedaulatan Rakyat kembali merdeka, Pemerintah Belanda kembali kenegerinya dan Pemerintahan Desa Kubang Karang kosong pada saat itu, atas kebijakan Bapak Bupati Cirebon, menunjuk Bapak Abdurahman menjabat kembali untuk menyelesaikan administrasi Desa dan menyusun aparat Pemerintahan Desa. Masyarakat Desa mendukung pencalonan Kuwu tetapi Bapak Abdurahman tidak mau dicalonkan untuk menjadi Kuwu.
Pada tahun 1950 mengadakan pemilihan Kuwu Desa Kubang Karang, dan yang terpilih Bapak Kusba sampai tahun 1967, pada tahun 1967 mengadakan pemilihan Kuwu Desa Kubang Karang, calonnya ada tiga, yaitu Bapak Kusba, Bapak Taryan dan Bapak Warja. Antara Bapak Kusba dan Bapak Taryan menang tipis, beda satu saja yang di menangkan oleh Bapak Taryan dari ABRI yaitu anggota CPM Cirebon.
Pada intinya : Desa Karang Mekar adalah Pamekaran Desa Kubang Karang, batas dan luas wilayah Desa Karang Mekar, Kecamatan Karang Sembung Kabupaten Cirebon :
- Luas wilayah desa 232.914 Ha/KM
- Batas wilayah :
- Sebelah Utara : Desa Japura Kidul
- Sebelah Selatan : Desa Kubang Karang
- Sebelah Barat : Desa Sarajaya
- Sebelah Timur : Desa Karang Malang
Demikian kiranya bila ada kurang lebihnya mohon maaf dan kami berharap untuk masyarakat Kubang Kelor / Karang Mekar patut bangga, ternyata menurut sejarah Desa Kubang Kelor adalah termasuk Desa yang menyimpan sejarah para leluhurnya yakni Prabu Kiansantang alias Mbah Kuwu Cirebon Girang alias Eyang Cakrabuana alias Mbah Kuwu Sangkan. Dan ditempati oleh keturunannya para Pangeran Cirebon, harapan kami sebagai anak cucu dan keturunan jangan melupakan jasa beliau untuk senantiasa mengirimi doa sebagai rasa penghormatan dan tali silaturahmi baik dunia maupun silaturahmi akhirat, Kang arane kirim doa. Semoga Desa yang kita cintai mendapat ridho Allah menjadi Desa yang makmur seperti pada zaman para leluhur kita terdahulu, Amiiin...
Post a Comment for "Sejarah Desa Karang Mekar Cirebon"
Post a Comment