Sejarah Desa Serang Wetan Cirebon

Sambil melepas lelah Pangeran Sutajaya Upas bersama istrinya yang dikawal oleh prajurit pilihan diantaranya :
  1. Wira Permana
  2. Wira Sonjaya
  3. Wira Bama
  4. Wira Sakti
Berteduhlah (Pangeran Sutajaya Upas) dibawah pohon asem dan para pengawalnya diperintahkan mencari air minum, kelihatan dari arah selatan yaitu hutan cikoneng dua sosok macan (harimau) yang satu berbulu loreng yang satu berbulu kelabu, setelah dekat Pangeran Sutajaya Upas mengheningkan cipta mohon petunjuk kepada Allah SWT, sebetulnya siapakah kedua macan tersebut?, setelah ada wangsit bahwa yang datang itu bukan sembarang harimau, maka setelah harimau berhenti dan duduk didepan Pangeran Sutajaya Upas dan istrinya menyapalah Pangeran Sutajaya Upas pada kedua harimau tersebut "kisanak" saya tahu kisanak bukanlah harimau biasa, tapi perwujudan dari manusia.

Kemudian secara tiba - tiba kedua macan tersebut menyapa "benar"! jawab harimau, kemudian berubahlah wujud  harimau tersebut menjadi 2 (dua) punggawa, kemudian menjawab "kami adalah kakak beradik bernama Ki Raksagati dan Ki Wanagati", kami sudah jauh berjalan  menuruti kaki saya melangkah, kami mencari tempat yang tenang setelah kami lari dari Pajajaran, setelah Pajajaran (Prabu Siliwangi) diserang oleh cucunya Sunan Gunung Jati supaya masuk islam kembali. Kami berdua lari kearah timur melintasi gunung, jurang mencari perlindungan dan ingin menetap dikawasan Cirebon.

Prabu Siliwangi telah ngahiyang beserta kerajaannya (hilang sirna), kami ingin menetap di Cirebon dan ingin mengabdi walau tidak langsung pada Sunan Gunung Jati. Kami berdua mengelana kearah timur melewati gunung - gunung dan tibalah kami didaerah ini, daerah apa ini namanya Pangeran?, maka Pangeran Sutajaya Upas berkata sehubungan dengan daerah ini kering dan susah air untuk minum, inilah Cisaat dan saya berteduh disini yaitu dibawah pohon asem, maka dinamakan Asem Payung.

Kemudian kedua bersaudara bercerita pula panjang lebar tentang Pangeran Karang Kendal yang telah merampas seluruh kerajaan Raja Galuh, setelah itu kedua kakak beradik ini mohon pandangan petunjuk dari Pangeran Sutajaya Upas, kemudian Pangeran Sutajaya Upas menunjukkan arah untuk berjalan kearah utara timur, kemudian kisanak sebaiknya menetaplah didaerah itu, tanahnya luas, hamparannya landai dan kapan - kapan tanah tersebut akan subur makmur, bisa ditanami padi, kemudian bergembiralah dan segera berpamitan kedua bersaudara itu.

Kemudian Pangeran Sutajaya Upas berujar kalau tanah ada airnya dan bisa ditanami padi itu "serang - serang" yang berarti sawah. Sampailah dimana tempat yang ditunjukan Pangeran Sutajaya Upas, kemudian kedua bersaudara bermukim dan bercocok tanamlah, dan tempat itu karena beliau berasal dari Sunda maka, "serang" yang berarti sawah, saking rajinnya  Ki Raksagati dan Ki Winagati memperluas tanah garapannya yaitu kata orang sunda Babak - Babak. Maka tempat itu disebut Babakan.

Dikarenakan beliau bercocok tanamnya luas untuk menjaga dari gangguan - gangguan konon kabarnya beliau punya ilmu dari Pajajaran yang sewaktu - waktu kelihatan ada wujud harimau yang sampai sekarang disebut Macan Serang.

Diceritakan konon : Ki Raksagati dan Ki Wanagati setiap Muludan ikut menghadiri di Kesultanan Cirebon ikut Tuguran (tugas jaga) dan berupa macan (harimau). Kemajuan zaman terus pesat maka pada tahun 1928 oleh Pemerintah Colonial Belanda setelah penjajahan Belanda mendirikan pabrik gula, maka dibuatkan bendungan untuk pengairan tanaman tebu, pada waktu mengerjakan bendungan ada orang yang dipukul oleh balok pintu bendungan sampai meninggal maka disebut Kemplang.

Keluar dari pedukuhan serang ada sungai besar yang konon ceritanya apabila huru hara dari arah mana saja, asal bisa melewati sungai itu pasti beres, tidak ada apa - apa, maka sungai itu dinamakan Kali Ciberes.

Alkisah : Ki Raksagati dan Ki Wanapati.
Diantara keturunanya ada keturunan yang bernama Ranggagati, konon Ranggagati itu cukup kaya dan diangkat menjadi sesepuh dusun serang (kalau sekarang Kuwu) karena kekayaannya maka lantai rumahnya digelar uang ringgit (uang zaman dahulu dari perunggu) karena kekayaannya maka hal ini menjadi incaran para jawara (garong), karena Ki Ranggagati terkenal sakti (memiliki ilmu rawa rontek) maka membuat miris para jawara (garong) yang akan berbuat jahat kepadanya, sehingga sangat berhati - hati, mereka mempelajari dulu kelemahannya karena Ki Ranggagati yang nantinya terkenal dengan nama Ki Kuwu Ringgit.

Tibalah waktu na'as bagi Ranggagati (Ki Kuwu Ringgit) rumahnya dirampok oleh para garong karena sudah mengetahui kelemahannya maka ketika Ki Kuwu Ringgit di bunuh di potong - potong jadi tiga bagian sehingga agar badannya tidak menyentuh tanah diikat (bahasa Cirebon serang cangcang) yang kemudian hari dinamakan desa Cangkuang, setelah dipenggal kepalanya diikat yaitu dekat kemplang perbatasan  dengan Desa Jatirenggang sedangkan badan sampai kakinya di kuburkan (kata bahasa Cirebon serang badan atau perut disebut gembung) yang konon tempat ini nantinya disebut Gembongan.

Sebelum meninggal Ki Kuwu Ranggagati yang dikenal dengan nama Kuwu Ringgit karena merasa begitu sakit badannya dipotong - potong maka beliau mengeluarkan sumpah serapah (bahasa Cirebon Serang Supata) "engko anak putu inyong belih usah sugih - sugih selalu di incar maling uripe lan pan matine disiksa kaya nasibe aku dewek" demikian sumpah / supata Ki Kuwu Ranggagati (Kuwu Ringgit) sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Tongtong Keramat

Dikisahkan ada tongtong kramat waktu di Desa Serang terkena banjir bandang maka tongtong itu hanyut terbawa air, tapi anehnya tongtong tersebut tidak hanyut ke utara terbawa arus air malah tongtong itu bergerak melawan arus bergerak ke selatan, dan tongtong keramatnya sekarang masih ada disimpan disalah satu ruangan di kantor Desa, kadang bagi yang meyakini tiap malam jum'at kliwon di kasih sajen, bahkan terkadang ada yang meyakini ketika mau pemilihan Kuwu di salah satu Desa di sekitar masih wilayah kecamatan babakan memberikan serandu / sajen untuk kemenangannya.

Perwujudan Macan Serang

Perwujudan macan Serang sering menampakan diri apabila ada tamu yang dari luar daerah (bukan putra Desa / Pribumi) yang melecehkan / menantang mitos macan serang, konon sewaktu - waktu bisa menampakan diri yaitu di perbatasan  serang dengan bojong gebang (blok tanjakan) dan di pekuburan blok astana mundu.

Blok Astana Mundu

Blok Astana Mundu adalah blok yang dikelilingi atau dibatasi sebelah utara pekuburan astana watu berbatasan gembongan tabag, sebelah timur pekuburan cina (bong cina) sebelah selatan kali ciberes, sebelah barat kali ciberes dan masuk dalam wilayah Desa Serang Wetan.

Kenapa dinamakan blok Astana Mundu? awalnya blok tersebut bernama Blok Pace, karena berbentuk bulat (tanah pekarangan) namun banyak ditumbuhi pohon pace (mengkudu), karena perjalanan waktu blok pace ganti nama menjadi blok Astana Mundu karena dahulu ada makam yang ditumbuhi pohon mundu, sedangkan astana maknanya kuburan / makam sedangkan mundu sendiri adalah nama jenis pohon yang pernah tumbuh di atas kuburan / makam, sehingga sampai sekarang blok tersebut dikenal dengan nama blok astana mundu.

Menurut info beberapa orang tua yang tinggal di blok astana mundu bahwa Ki Raksagati dan Ki Wanagati meninggal dan kuburannya ada di situ, dan bahkan mitos bahwa sewaktu - waktu ada pemunculan macan serang di sana.

Pemekaran Desa Serang menjadi Desa Serang Wetan dan Desa Serang Kulon

Pada pertengahan tahun 1983, waktu itu Kuwunya Supandi yaitu setelah ada perpanjangan masa jabatan Kuwu yang metinya 8 tahun menjadi 16 tahun oleh Bupati Cirebon, yakni Gunawan Brata Sasmita, telah di berlakukannya undang - undang pemekaran Desa, yaitu bagi Desa yang penduduknya lebih dari 5.000 jiwa termasuk Desa Serang adalah masuk criteria untuk di mekarkan.

Maka untuk melaksanakan perintah undang - undang pemekaran Desa tersebut Pemerintah Desa Serang yang di pimpin oleh Kuwu Supandi mengundang para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda yang intinya mengadakan musyawarah mengenai akan dimekarkan Desa Serang dan sekaligus memusyawarahkan figure siapa yang pantas dan cocok sesuai aturan untuk mengisi seorang penjabat Kuwu di Desa pemekaran nanti.

Dalam musyawarah dibagi menjadi 2 (dua) sesi, yakni :
  • Sesi pertama (1) musyawarah mengenai pemberian nama untuk Desa pemekaran
  • Opsi pertama : mengajukan nama Serang (induk) diberi nama Serang induk, sedangkan pemekarannya diberi nama Serang Mekar
  • Opsi kedua : mengajukan nama Serang (induk) menjadi Serang Wetan sedangkan pemekarannya menjadi Serang Kulon
  • Opsi ketiga : Tokoh - tokoh agama mengajukan Serang (induk) tetap bernama Serang sedangkan pemekarannya diberi nama Serang Pesantren, mengingat bahwa di cantilan (blok Pesantren) ada pesantren yang pendirinya tersebut bernama Kiai Dulbari yang katanya setiap kali sholat jum'at beliau di Mekkah karena mempunyai ilmu syaepi angin maka untuk mengenang nama besarnya para tokoh ulama mengusulkan Pemekaran Desa Serang menjadi Desa Serang Pesantren, kemudian dalam forum musyawarah beberapa pendapat para tokoh pemuda tidak setuju kalau nama pesantren dibawa - bawa yang dikhawatirkan barangkali dilingkungan tersebut ada penduduk yang berakhlak kurang baik yang akan merusak citra pesantren.
Maka setelah saling kuat pegang argumentasi masing - masing musyawarah memutuskan bahwa pemberian nama Desa pemekaran dilakukan dengan cara di vooting secara terbuka dan akhirnya hasil vooting menyatakan bahwa opsi kedua yakni nama Desa Serang (induk) menjadi Desa Serang Wetan, sedangkan pemekarannya bernama Desa Serang Kulon, kemudian hasil musyawarah tersebut segera diajukan untuk segera diproses penerbitan Surat Keputusan Desa Pemekaran.
  • Sesi kedua (II) musyawarah pengangkatan pejabat sementara Kuwu untuk Desa pemekaran :
Maka diangkatlah Pjs Kepala Desa Bunyamin oleh Muspika, sedangkan musyawarah pengangkatan pejabatnya waktu itu sempat ada penolakan, karena yang dipigurkan (dicalonkan) adalah Bunyamin yang waktu itu menjabat ngabihi.
Tahun 1984 Surat Keputusan pemekaran turun dan mulai itulah Desa Serang terbagi dua, Desa Serang Wetan dengan Desa Serang Kulon, dan belum ada pejabatnya, kemudian hasil musyawarah di angkatlah Pjs Kuwu Bunyamin (tahun 1984) oleh Muspika untuk memimpin Desa Serang Kulon dengan masa jabatan 1 (satu) tahun, sedangkan Serang Wetan masih dijabat oleh Supandi Kuwu Depinitif.

Sejarah Tokoh / Pemimpin Desa Serang / Kuwu Serang Wetan adalah sebagai berikut :
  1. Kuwu Serang Ranggagati diangkat / disepuhkan / tokoh / dituakan oleh masyarakat dengan sebutan Kuwu Ringgit.
  2. Kuwu Serang Haji (depinitif)
  3. Kuwu Serang Dayat (depinitif)
  4. Kuwu Serang Wangsanata (depinitif)
  5. Kuwu Serang Sabda (depinitif)
  6. Kuwu Serang Rukmin (depinitif)
  7. Kuwu Serang Sayid Pjs (waktu Kuwu Rukmin evakuasi zaman belanda ke-2)
  8. Kuwu Serang Rukmin kembali s/d ke II 1947 s/d 1966 (selama 19 tahun)
  9. Kuwu Kuat Sukardi (depinitif 1966 - 1968)
  10. Kuwu / Kepala Desa Serang Saleh Pjs (1968 - 1969)
  11. Kuwu / Kepala Desa Supandi (dari 1969 s/d 1984)
  12. Tahun 1984 Pemekaran Desa, yakni :
    • Induk menjadi Desa Serang Wetan (dipimpin
    • Kuwu / Kepala Desa Supandi - Depinitif)
    • Pemekaran menjadi Desa Serang Kulon
    • (dipimpin Kuwu/Kepala Desa Bunyamin - Pjs)
  13. Kuwu / Kepala Desa Serang Wetan Abdul Chasmid tahun 1985 s/d 1986 Pjs
  14. Kuwu / Kepala Desa Serang Wetan Suharjo depinitif 1986 s/d 1995
  15. Kuwu / Kepala Desa Serang Wetan Siwan  Samosir depinitif 1995 s/d 2003
  16. Kuwu Serang Wetan H. Suharto depinitif 2003 s/d 17 - 09 - 2013
  17. Pejabat Sementara Kuwu Serang Wetan Kursan, S.IP dari tgl 20 - 09 - 2013 s/d ........
Sejarah Desa
Sejarah Desa Menyajikan asal-usul, tokoh, dan sejarah desa di Indonesia sebagai upaya melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang.

Post a Comment for "Sejarah Desa Serang Wetan Cirebon"